Islam adalah risalah Allah SWT. yang terakhir bagi manusia, oleh
karena itu Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT. kepada
Nabi-Nya yang terakhir yaitu Sayidina Muhammad Saw.
Dan juga sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. adalah membawa risalah Allah
SWT. yang universal dan sebagai pembuka untuk semua alam. Setiap Nabi
datang dengan risalah dari Allah SWT. untuk kaumnya masing-masing,
sedangkan Nabi Muhammad Saw. dengan Islam sebagai risalah Allah SWT.
yang terakhir untuk semua manusia bahkan jin. Allah SWT. berfirman: “Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.”( QS. Al-Anbiya’: 107)
Allah SWT berfirman: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada
umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS.
Saba’: 28)
dan Allah SWT. berfirman: “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua” (QS. Al-A’raf: 158)
Dan juga Nabi Muhammad Saw. telah mengkabarkan kepada kita bahwa
sesungguhnya Allah SWT. telah mengkhususkan Nabi Muhammad Saw. dengan
amanat seperti ini, maka Nabi Muhammad Saw bersabda: “Nabi yang dahulu
diutus untuk kaum yang khusus, sedangkan aku diutus untuk manusia
seluruhnya” (HR. Bukhari Muslim)
Islam adalah agama yang mudah, tidak sukar dan tidak sempit, Allah
SWT berfirman: “Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama suatu kesempitan.” (QS. Al-Hajj: 78)
Allah SWT. juga berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)
dan asas Allah SWT kepada agama ini secara dzahir ada lima rukun
yaitu: Dua Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji ke baitullah. dan di
dalam akidah kita yaitu rukun iman, ada enam rukun yaitu: Iman kepada
Allah SWT., Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya,
hari kiamat, dan ketetapan yang baik dan buruk. Kemudian keimanan dibagi
kedalam rincian-rincian yang banyak, yaitu beberapa perintah dan
larangan di dalam Syariat Islamiyah yang telah menghubungkan dalam
jumlahnya kepada sebuah kejelasan, dan tujuh puluh cabang seperti yang
dikabarkan oleh orang yang percaya dan dipercaya.
Sebuah Hadits Jibril as. yang menjelaskan rukun Islam dan Iman,
diriwayatkan oleh tuan kita ‘Umar ra. Berkata: Suatu ketika kami sedang
berada di sebuah majlis bersama Rasulullah Saw. ketika itu muncul
seoarang laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya,
tidak terlihat kepadanya bekas perjalanan yang jauh, dan satupun dari
kita tidak mengenalnya, kemudian dia duduk dihadapan Nabi Saw, lalu
orang itu menyenderkan lututnya kepada lutut Nabi Saw., dan meletakan
telapak tangannya di atas paha Nabi Saw., dan berkata: “Wahai Muhammad,
kabarkanlah kepadaku tentang Islam”.
Maka Rasulullah Saw. bersabda: “Islam adalah kamu bersaksi bahwa
tiada ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, puasa di bualan Ramadhan,
dan haji ke baitullah jika kamu mampu menjalankannya.”.
Orang itu berkata: “Kamu benar”. ‘Umar berkata: “Maka kami terkejut
kepadanya, dia bertanya dan membenarkannya. Kemudian orang laki-laki itu
bertanya lagi: “Lalu kabarkan lah kepadaku tentang iman”. Nabi
menjawab: “Kamu percaya kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir baik dan
buruk”. Dia berkata: “Kamu benar”.
Kemudian bertanya lagi: “Lalu kabarkanlah kepadaku tentang Ihsan”.
Nabi menjawab: “Kamu menyembah Allah seperti kamu melihat-Nya tetapi
jika belum dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Beliau melihatmu”. Lalu
dia bertanya lagi: kabarkanlah kepadaku tentang hari kiamat. Nabi
menjawab: “Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang
bertanya”. Lalu dia bertanya lagi: Kabarkanlah kepadku tentang janji
hari kiamat. Nabi menjawab: “Ketika pembantu melahirkan anak, kamu
melihat para pemimpin tanpa alas kaki sehingga ketergantungan dengan
orang lain dan bangunan-bangunan semakin tinggi”. Berkata ‘Umar:
“Kemudian orang laki-laki itu keluar maka aku timbul pertanyaan dalam
hatiku, kemudian Nabi bersabda kepadaku: “Wahai ‘Umar apakah kamu
mengetahui siapa orang yang bertanya itu”. Aku berkata: “Allah dan Rasul
lebih mengetahui”. Rasul berkata: “Sesungguhnya dia adalah Jibril, dia
datang untuk memberi pengetahuan tentang agama kalian” (HR. Muslim: juz 1
hal. 37)
Dan Nabi Saw. mengkabarkan tantang cabang iman, lalu Nabi berkata:
“Sebuah kejelasan bahwa tujuh puluh cabang iman dan sifat malu adalah
sebagian cabang iman” (HR. Bukhari: juz 1 hal. 63)
Adapun dengan penamaan Islam dengan kata Islam: sesungguhnya Islam
adaah agama yang selamat dan diselamatkan oleh Allah Tuhan semesta alam,
maka Islam adalah agama yang mengajak Muslim untuk berpasrah kepada
Allah yang satu dan melepaskan dari segala sesuatu yang selainnya dari
Tuhan-Tuhan, patung-patung sampai segala sesuatu yang menjadikan manusia
musyrik bersama Tuhannya, karena sesungguhnya dia mengikuti hawa
nafsunya, Allah berfirman: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat
menjadi pemelihara atasnya?” (QS. Al-Furqan: 43), sama juga mengajak
Muslim kepada keselamatan hanya untuk diri sendiri, padahal bersama
adanya keluasan Allah, dalam masalah ini Nabi Saw. bersabda: “Seorang
Muslim sebagian dari keselamatan Muslim-Muslim yang lainnya dari
lisannya dan tangannya” (HR. Bukhari Muslim: juz 1 hal. 13)
Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah, Allah lah yang menamakan
Islam dengan kata ini dan meridhainya karena sesungguhnya Beliau adalah
Tuhan semesta alam, Allah SWT. berfirman: “Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS.
Al-Ma’idah: 3). Allah SWT. juga berfirman: “(Ikutilah) agama orang tuamu
Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim
dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu
menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas
segenap manusia.” (QS. Al-Hajj: 78), Allah menamakan Muslim kepada orang
Islam, karena kekhususan-kekhususan dari umat yang terakhir ini. Umat
yang memiliki agama yang terakhir, Nabi Saw. yang terakhir. Sesungguhnya
orang yahudi menamakan dirinya sendiri yang sebagai binaan dakwahnya
Nabi Musa as., Allah SWT. bercerita dalam firman-Nya: “Sesungguhnya kami
kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan
Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu.”" (QS. Al-’Araf: 156). Begitu juga orang-orang Nasrani
menamakan dirinya sendiri, Allah SWT. berfirman: “Dan diantara
orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya kami ini orang-orang
Nasrani”, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi
peringatan dengannya.” (QS. Al-’Araf: 156). Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam karena telah mengkhususkan dan melebihkan kita atas semua
ciptaannya yang sempurna.
Dan kita mengharapkan dengan jawaban ini kita dapat mengetahui
tentang kedudukan Islam antara risalah-risalah yang terdahulu, juga kita
mengerti tentang agama kita secara keseluruhan, bagaimana dinamakan
dengan kata Islam dan penemaan pengikut Islam yaitu Muslim. Shalawat
serta salamnya Allah atas Nabi kita, keluarganya, dan para sahabatnya,
dan Allah SWT yang paling tinggi dan paling mengetahui.
0 komentar:
Posting Komentar